Menu

Mode Gelap
Merah Putih Berkibar di Pelosok: Senyum Anak Negeri Sambut TNI di Beoga Rutan Surakarta Berdayakan Darma Wanita Persatuan Dengan Menggelar Demo Masak Denpom I/5 Medan dan Pomal Belawan Menyisir 16 Tempat Hiburan Malam di Medan, Cegah Pelanggaran Prajurit Silaturrahmi dengan Jurnalis, Ricky Anthony: Pilar Demokrasi Harus Diperhatikan Gaji SPSI Tak Dibayar, Oknum Aparat Suruhan Pengusaha Intimidasi Pekerja Digiring Anggota DPR RI Inisial ADK, Henry Jimmy Ungkap Proyek RSUD Parapat DAK 2024 Senilai Rp17,9 Miliar

Kriminal

Ketua STKIP Al Maksum Ditahan Kejatisu, Mahasiswa Ketir-Ketir

badge-check


 Kampus STKIP Al-Maksum di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Perbesar

Kampus STKIP Al-Maksum di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

Stabat – Kabar ditangkapnya Drs Muhammad Sadri, Ketua Sekolah Tinggi Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Maksum kian mencuat. Bahkan Kejari Langkat sudah menerima tersangka dan barang bukti (Tahap II) dari Kejatisu terkait dugaan korupsi Rp8,1 Miliar. Hal ini membuat mahasiswa di sana ketir-ketir.

Ketua STKIP Al-Maksum Muhammad Sadri usai diamankan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.

“Kemarin sempat diinformasikan, kalau kami akan di wisuda bulan Agustus ini. Tapi setelah kasus dugaan korupsinya mencuat, wisuda ditunda selama tiga bulan. Gimana lah nasib kami ini,” ketus salah seorang mahasiswi, Jum’at (16/8/2024) siang, yang menimba ilmu di sana sembari meminta identitasnya tidak dipublis.

Rugikan Keuangan Negara Rp8,1 Miliar

Bahkan, mahasiswi ini juga mengaku dana Program Indonesia Pintar (PIP) miliknya sempat dipotong selama beberapa kali pencairan. Namun, tak banyak yang bisa mereka lakukan. Para penimba ilmu di sana, takut pihak STKIP Al-Maksum mengintimidasi mereka.

Diinformasikan, Sadri ditahan Kejatisu dugaan korupsi pemotongan PIP tahun 2020-2023 yang digelontorkan Kemendikbud. Tak tanggung-tanggun, Sadri telah merugikan negara sebesar Rp8,1 Miliar. Ia pun langsung dikurung, usai menjalani pemeriksaan di Kejatisu, Selasa (13/8/2024) kemarin.

Sadri melakukan pemotongan bantuan biaya hidup mahasiswa sebesar Rp1 juta per mahasiswa angkatan 2020 dan 2021, untuk setiap semester. Kemudian di tahun 2022, pemotongan bertambah dari Rp1 juta menjadi Rp1,5 juta.

Sanksi Administrasi Berat

Modus yang digunakan Sadri, yakni biaya almamater, kartu tanda mahasiswa, pengenalan kampus dan biaya lainnya. Akibatnya, Sadri diduga merugikan keuangan negara Rp8,1 Miliar.

Sanksi administrasi berat untuk STKIP Al-Maksum.

Perbuatan Sadri, disangkakan pasal 2 Subsider  Pasal 3 jo. Pasal 12 huruf e Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Selain itu, STKIP Al-Maksum juga sedang dikenakan sanksi administrasi berat berupa penghentian pembinaan selama 3 bulan. Hal ini sesuai dengan surat yang dikeluarkan LLDikti Wilayah I, pada tanggal 25 Juni 2024 lalu. Sehubungan dengan surat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 0598/E.E3/DT.03.09/2024, tanggal 12 Juni 2024 perihal Sanksi Administratif STKIP Al Maksum. (Ahmad)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Merah Putih Berkibar di Pelosok: Senyum Anak Negeri Sambut TNI di Beoga

19 April 2025 - 21:42 WIB

Rutan Surakarta Berdayakan Darma Wanita Persatuan Dengan Menggelar Demo Masak

19 April 2025 - 20:52 WIB

Denpom I/5 Medan dan Pomal Belawan Menyisir 16 Tempat Hiburan Malam di Medan, Cegah Pelanggaran Prajurit

19 April 2025 - 20:17 WIB

Silaturrahmi dengan Jurnalis, Ricky Anthony: Pilar Demokrasi Harus Diperhatikan

19 April 2025 - 19:55 WIB

Kembangkan Program Inovatif, Kapus Sambirejo Siap Berbenah Bersama Nakes

17 April 2025 - 11:41 WIB

Trending di Berita
error: