Menu

Mode Gelap
IKI Sumut Laporkan Dugaan Korupsi Disdik Deli Serdang ke Kejatisu, Bupati Tak Respon Ka.Kpr Rutan Kelas I Medan Audiensi Dengan APH Setempat Dari Pekarangan Sempit, Dafa Abiyyu Tanam Sayuran Hidroponik Dukung Ketahanan Pangan Keluarga Masuk TO, 7 Maling Motor Ditembak Unit Resmob Polrestabes Medan karena Melawan saat Ditangkap Tanpa Rekomtek, Bangunan Megah di Tanggul Sungai Batang Serangan Diduga Ilegal 100 Napi Narkoba Risiko Tinggi Dipindah ke Nusakambangan, Kemenimpas Gencarkan Aksi “Zero Narkoba” di Lapas Rutan

Berita

Ini Analisis Pengamat Soal Prabowo Gandeng Gibran di Pilpres 2024

badge-check


Prabowo bertemu Gibran. Pengamat sebut dua kali kekalahan mendorong Prabowo nekat gandeng Gibran untuk menang. (Foto: Republika/Alfian) Perbesar

Prabowo bertemu Gibran. Pengamat sebut dua kali kekalahan mendorong Prabowo nekat gandeng Gibran untuk menang. (Foto: Republika/Alfian)

Jakarta – Bakal calon presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Pengumuman ini pun mengakhiri spekulasi tentang cawapres Prabowo yang sejak awal menduga Gibran didesain untuk mendampinginya dan dikuatkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, langkah Prabowo yang bersikukuh menggandeng Gibran di tengah sorotan publik menunjukkan tekad Menteri Pertahanan itu untuk menang di pilpres kali ini. Pengalaman Prabowo yang kalah dua kali di Pilpres 2014 dan 2019 dari Jokowi, membuatnya perlu mendapat dukungan dari Presiden ketujuh RI tersebut.

“Pak Prabowo kalah dua kali di Pilpres 2014 dan 2019 maka Pak Prabowo ingin menang, maka harus bersinergi dan berkolaborasi dengan Pak Jokowi, simbiosis mutualisme. Jadi Pak Prabowo ingin mendapatkan dukungan dari Pak Jokowi,” ujar Ujang dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).

Di sisi lain, lanjut Ujang, kompromi dari dukungan ke Prabowo tentu juga perlu menguntungkan bagi Jokowi. Karena itu, Gibran dimajukan untuk mengisi posisi bakal cawapres.

“Makanya komprominya ya nama Gibran menjadi cawapres Pak Prabowo yang didukung juga oleh Koalisi Indonesia Maju. Dalam konteks itu ada kekuatan penggabungan antara kekuatan Prabowo dan kekuatan Jokowi,” ujarnya.

Ujang menambah, berdasarkan perhitungan pilpres sebelumnya, jika kekuatan Prabowo-Jokowi bersatu maka peluang kemenangan Prabowo terbuka di pilpres mendatang. Namun demikian, pasangan Prabowo-Gibran akan mendapat banyak tantangan ke depan.

Hal ini karena publik menyoroti sejak awal pemilihan Gibran yang dinilai dipaksakan sejak awal hingga melanggengkan politik dinasti.

“Menurut saya kuat walaupun akan banyak serangan maupun bully-an kepada kubu Prabowo, Gibran dan Jokowi. Itu tantangan yang harus dihadapi dan bagian dinamika. Tetapi bully-an ini seminggu dua minggu paling, paling lama sebulan, lama kelamaannya juga akan hilang karena masyarakat Indonesia itu mudah lupa mudah melupakan sesuatu, misal karena ada isu lain yang muncul yang lebih besar,” ujarnya.

Selain itu, tantangan lain juga pasti akan muncul dari kubu PDIP yang notabene partai asal Jokowi maupun Gibran. PDIP berpotensi mati-matian menjegal kemenangan Prabowo-Gibran.

“PDIP akan mati-matian menjegal agar kalah tetapi kan Prabowo, Jokowi dan koalisi nggak akan tinggal diam mereka juga akan mati-matiann untuk menang,” katanya. (republika)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Ka.Kpr Rutan Kelas I Medan Audiensi Dengan APH Setempat

21 Juni 2025 - 07:40 WIB

Dari Pekarangan Sempit, Dafa Abiyyu Tanam Sayuran Hidroponik Dukung Ketahanan Pangan Keluarga

19 Juni 2025 - 23:20 WIB

Masuk TO, 7 Maling Motor Ditembak Unit Resmob Polrestabes Medan karena Melawan saat Ditangkap

19 Juni 2025 - 20:55 WIB

Tanpa Rekomtek, Bangunan Megah di Tanggul Sungai Batang Serangan Diduga Ilegal

18 Juni 2025 - 15:00 WIB

100 Napi Narkoba Risiko Tinggi Dipindah ke Nusakambangan, Kemenimpas Gencarkan Aksi “Zero Narkoba” di Lapas Rutan

16 Juni 2025 - 11:57 WIB

Trending di Berita
error: