Hendak Demo, Warga Binjai Kocar Kacir ‘Disikat’ Gemot di Stabat

Headline97 Dilihat

Langkat – Puluhan pemuda yang diduga geng motor (Gemot) terlibat ricuh di Taman Budaya T Amir Hamzah Stabat dengan sekelompok massa dari Binjai, Rabu (24/9/2025) sore. Sebelum insiden itu, Persatuan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Utara tersebut rencananya akan menggelar orasi di PDAM Tirta Wampu.

Awalnya, sekelompok massa yang akan berorasi singgah ke lokasi kejadian. Usai memarkirkan kendaraaan di sana, masuk massa dari kelompok lain yang berjumlah puluhan orang dengan mengendarai sepeda motor.

Tanpa basa-basi, puluhan pemuda tersebut langsung melakukan penyerangan terhadap persatuan pemuda dari Binjai. Diserang dengan menggunakan bilah besi panjang dan batu, warga Kota Rambutan terebut pun kocar-kacir.

“Pertama masuk sekelompok pemuda parkir di situ (Taman Budaya). Tak berselang lama, masuk gerombolan pemuda lain seperti gemot dan langsung melakukan penyerangan. Mungki sudah selisih faham dulu di jalan atau gimana lah,” beber pedagang di sekitar lokasi kejadian.

Karena diserang dengan membabi buta, sekelompok pemuda dari Binjai pun kocar-kacir. Bahkan, ada yang masuk ke parit dan salah seorang diantaranya mengalami luka robek di bagian kepalanya.

Aset Negara

Mendengar informasi ini, petugas dari Polres Langkat langusung mendatangi lokasi. Dari sana, 2 pemuda yang turut melakukan penyerang berhasil diamankan dan diboyong petugas ke markas polisi untuk dimintai keterangan.

“Kami tiba-tiba diserang pakai batu dan besi panjang. Kami pun sempat melawan,” ujar Rendi Permana, salah seorang warga Binjai di SPKT Polres Langkat saat hendak membuat laporan.

Setelah mengadukan peristiwa itu, Rendi dan rekan-rekannya kemudian bergerak ke PDAM Tirta Wampu. Di sana, mereka menyampaikan pernyataan sikap. Khususnya terkait dugaan penggelapan aset PDAM yang diperkirakan mencapai Rp1,8 Miliar.

“Ada aset negara yang diduga tidak ada lagi di gudang. Pengadaannya dari tahun 1990 hingga tahun 2008. Urusan penegakan hukum kita serahkan kepada Kejaksaan dan hirarki secara tingkatannya masing-masing,” terang Rendi, dengan balutan perban di kepalanya.

Rendi menegaskan, ada sekira 30-an orang yang melakukan penyerangan sebelum mereka berorasi. Ia sempat tergeletak usai diserang dengan besi dan batu oleh sekelompok geng motor.

Terpisah, Direktur PDAM Tirta Wampu Herman Sukendar Harahap dengan tegas menepis dugaan penggelapan aset tersebut. Ia menerangkan, di masa itu dirinya belum bertugas di sana.

“Tahun 2008 sampai sekarang ini, sudah berjalan belasan tahun. Kalaupun ada penjualan aset tersebut, itu bukan di masa saya menjabat. Sah-sah saja mereke menduga seperti itu,” tegas Herman. (Ahmad)

Facebook Comments Box