Menu

Mode Gelap
Rutan Labuhan Deli Bungkam Fitnah : “Tak Ada Ruang Bagi Pungli dan Narkoba” Kegiatan Rutin Jumat Berkah, Denpom I/5 Medan Kembali Bagikan Makanan ke Warga Razia Rutin, Rutan Labuhan Deli Tegaskan Komitmen Steril dari Narkoba, HP Ilegal, dan Senjata Tajam Semarak Penutupan Karutan Labuhan Deli Cup 2025, Warga Binaan Raih Penghargaan dan Bantah Isu Jual Beli Kamar Tahanan Dari Balik Jeruji Menuju Kemandirian, Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Apresiasi Program Kerja Lapas Binjai PT Agrinas Palma Nusantara Resmi Tunjuk Koperasi Ban sebagai Mitra Plasma Resmi di Padang Lawas Raya

Berita

WALHI Sumatera Utara: Banjir di Samosir dan Humbahas karena Kerusakan Hutan Bentang Tele

badge-check


WALHI Sumatera Utara: Banjir di Samosir dan Humbahas karena Kerusakan Hutan Bentang Tele Perbesar

Memasuki minggu ke-2 bulan November 2023, Sumatera Utara dilanda bencana banjir. Beberapa Desa di Kabupaten Samosir, pada tanggal 13 November 2023 dilanda banjir bandang. Desa Siparmahan, Sihotang, Dolok Raja, Sampur Toba, dan Turpuk Limbong terkena dampak, mengakibatkan pengungsian warga ke Gereja Katolik Pintu Batu dan Pelabuhan Pintu Batu Desa Rianite. BNPB melaporkan lima rumah rusak berat, empat jembatan hancur, serta kerusakan fasilitas pendidikan, kesehatan, gereja, dan lahan pertanian. Ada 620 jiwa yang mengungsi, dengan satu korban hilang.

Selain itu, Banjir bandang di Desa Marbun Toruan, Marbun Tonga Dolok, dan desa lainnya di Kabupaten Humbang Hasundutan. Banjir ini mengakibatkan terendamnya rumah dan lahan pertanian setinggi 50-70 cm. Namun, mengapa Banjir tersebut bisa terjadi?

Peta wilayah banjir

WALHI Sumatera Utara menelusuri penyebab banjir tersebut adalah karena berkurangnya hutan di wilayah hulu Desa-desa terdampak tersebut. Melalui analisis peta tutupan hutan dan analisis peta alur Sungai, hulu dari Desa-desa terdampak banjir tersebut merupakan kawasan Bentang Alam Tele.

Diketahui, Bentang Tele memiliki fungsi ekologis yang sangat penting untuk kawasan danau Toba. Bentang ini adalah kawasan hutan terakhir yang masih mungkin untuk diselamatkan, untuk memastikan keberlanjutan stabilisasi iklim dan kontrol debit air Danau toba, danau vulkanik terluas di dunia. Bentang tele ini sedang menghadapi ancaman, baik legal via konsesi tebang milik PT. Toba Pulp Lestari seluas 68.000 hektar, maupun illegal, oleh perusahaan – perusahaan kayu di sekitar kawasan itu.

Bentang hutan Tele juga punya fungsi penting untuk memastikan keselamatan puluhan desa di pinggiran danau Toba. Desa-desa dilembah Samosir menggantungkan hidupnya dari kelestarian hutan ini, karena menjadi sumber air untuk pengairi persawahan, dan kebutuhan air bersih. Disamping itu, kerusakan Tele berpotensi menimbulkan longsor disepanjang tebing dimana warga desa tinggal. Namun mirisnya laju kehilangan tutupan pohon di kawasan Bentang Alam Tele meningkat dalam 10 tahun terakhir dan 92,5 % berasal dari wilayah Konsesi PT. Toba Pulp Lestari.

WALHI Sumatera Utara mendesak agar Pemerintah harus segera menyelesaikan persoalan banjir secara holistik yaitu dengan mengembalikan fungsi hutan di kawasan Bentang Tele. Jika ada Perusahaan beroperasi di areal tersebut, Pemerintah harus mencabut izinnya dan mengembalikan fungsinya sebagai upaya mitigasi bencana banjir di masa depan. (ril)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Rutan Labuhan Deli Bungkam Fitnah : “Tak Ada Ruang Bagi Pungli dan Narkoba”

5 Juli 2025 - 18:17 WIB

Kegiatan Rutin Jumat Berkah, Denpom I/5 Medan Kembali Bagikan Makanan ke Warga

5 Juli 2025 - 17:09 WIB

Razia Rutin, Rutan Labuhan Deli Tegaskan Komitmen Steril dari Narkoba, HP Ilegal, dan Senjata Tajam

4 Juli 2025 - 21:31 WIB

Semarak Penutupan Karutan Labuhan Deli Cup 2025, Warga Binaan Raih Penghargaan dan Bantah Isu Jual Beli Kamar Tahanan

4 Juli 2025 - 18:22 WIB

Dari Balik Jeruji Menuju Kemandirian, Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Apresiasi Program Kerja Lapas Binjai

4 Juli 2025 - 11:31 WIB

Trending di Berita
error: