TANJUNG MORAWA – Di tengah dinamika dunia ketenagakerjaan yang makin kompleks, sosok Husen Tamora muncul sebagai harapan baru bagi buruh transportasi di Kabupaten Deli Serdang. Usai mendapat kepercayaan untuk memimpin Federasi Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (FSPTSI) Kabuoaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Husen tak ingin sekadar menjadi simbol perjuangan. Ia datang dengan tekad kuat: membuka lapangan kerja dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengurangi pengangguran.
“Saat ini buruh tak cukup hanya menuntut. Kita juga harus ikut membangun. Kami ingin FSPTSI hadir dalam penciptaan solusi,” ujar Husen dalam wawancara eksklusif dengan media ini, Jumat (11/7/2025).
Langkah pertamanya sebagai ketua federasi tidak muluk-muluk. Ia berencana menggandeng pelaku usaha lokal, koperasi, serta pelatihan berbasis kejuruan yang diarahkan pada kebutuhan dunia transportasi dan logistik.
Bagi Husen, menciptakan peluang kerja adalah bentuk nyata perjuangan serikat buruh di era modern.
Didampingi Sekretarisnya Buhari,S.H., Husen sendiri bukan figur baru di dunia keorganisasian. Lahir dari keluarga sederhana, ia mengawali karier sebagai pimpinan organisasi kemasyarakatan pemuda di daerahnya lalu aktif membela rekan-rekannya yang mengalami ketidakadilan di tempat kerja.
Keberaniannya mengadvokasi masalah masalah di dunia kerja membuat namanya dikenal luas, hingga dipercaya memimpin organisasi besar sekelas FSPTSI di daerah yang menjadi sentra industri dan transportasi Sumatera Utara.
“Saya tidak ingin serikat pekerja hanya menjadi tempat berkumpul. Kita harus menjadi wadah pemberdayaan. FSPTSI akan menjadi jembatan antara pekerja dan masa depan yang lebih baik,” ucapnya tegas.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk menjadikan FSPTSI sebagai organisasi yang terbuka, demokratis, dan profesional.
Menurutnya, hanya dengan cara itu serikat pekerja bisa mendapatkan kembali kepercayaan publik dan dunia usaha.
Tak sedikit pihak yang memberikan apresiasi atas visi barunya. Di kalangan internal, Husen dianggap membawa angin segar dan pendekatan yang berbeda dari pemimpin serikat sebelumnya.
Sementara itu, beberapa pelaku industri di kawasan Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam mulai melirik FSPTSI sebagai mitra yang potensial untuk pengembangan tenaga kerja kompeten.
“Ini bukan tentang saya. Ini tentang ribuan pekerja yang harus dibela dan dipersiapkan untuk masa depan,” pungkas Husen.
Di tengah tantangan ekonomi dan ketenagakerjaan yang tak ringan, figur seperti Husen Tamora menghadirkan secercah optimisme bahwa pekerja/ buruh tidak sekadar bisa menyuarakan tuntutan, tetapi juga turut menjadi bagian dari solusi bangsa.(red)