MEDAN
Pemandangan memilukan terjadi di halaman Kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Padang Lawas Utara.
Bendera Merah Putih yang seharusnya menjadi simbol kehormatan dan kebanggaan negara tampak dikibarkan dalam kondisi robek, luntur, kusut, dan kusam.
Ironisnya, kondisi ini terjadi di lingkungan institusi yang dipimpin oleh salah satu anggota DPRD Paluta.
Melihat kondisi tersebut, aktivis kemanusiaan Hoirul Umam langsung melakukan Aksi Cepat Tanggap sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian terhadap simbol negara.
Ia membeli bendera baru dari dana pribadi tanpa menggunakan bantuan hibah apa pun, lalu mengganti bendera yang rusak tersebut agar tetap berkibar dengan layak dan terhormat.
“Kita melihat Bendera Merah Putih dikibarkan dengan keadaan yang menyayat hati. Padahal, bendera ini adalah simbol negara yang memiliki nilai sejarah, kebanggaan, dan identitas bangsa. Saya merasa miris melihat pembiaran ini. Oleh karena itu, saya mengambil langkah dengan membeli dan mengibarkan bendera baru,” ujar Hoirul Umam.
Menurutnya, tindakan tersebut mencerminkan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai nasionalisme dan penghormatan terhadap simbol negara.
Ia menyesalkan kondisi bangunan Kantor KNPI yang terlihat tidak terawat, padahal telah dibiayai melalui anggaran daerah. Kondisi tersebut memperkuat kesan bahwa ada pembiaran terhadap hal-hal fundamental yang semestinya dijaga.
“Kita mengecam perbuatan seperti ini. Sangat disayangkan, sebuah institusi yang mendapatkan dana hibah tiap tahun dari Pemkab Paluta justru tidak mampu menjaga kehormatan bendera negara dan merawat fasilitas publik yang dibangun dari uang rakyat,” tutupnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga simbol negara sebagai wujud cinta tanah air dan penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa.(red)