Menyemai Cahaya Nabi di Medan Perjuangan, STM Jamik Ubudiyah Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M

Berita50 Dilihat

MEDAN – Suasana religius menyelimuti Bagasta Café dan Resto di Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, Sabtu (20/9/2025).

Di lokasi yang asri penuh kehangatan itu, ratusan jamaah dari berbagai STM, BKM, dan perwiritan kaum ibu berhimpun dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang diselenggarakan STM Jamik Ubudiyah Kelurahan Sidorame Barat II.

Dengan tema “Meneladani Akhlak Serta Meningkatkan Kecintaan Kita Kepada Rasulullah Muhammad SAW”, peringatan ini menjadi momentum untuk kembali menghadirkan figur Nabi dalam kehidupan nyata umat.

Ketua STM Jamik Ubudiyah, M. Syafril Harahap, mengajak seluruh jamaah untuk menjadikan akhlak Rasulullah sebagai pedoman. “Mari kita dengar ceramah al-ustadz, mari kita teladani sifat Nabi Muhammad,” ujarnya penuh semangat.

Camat Medan Perjuangan, Hidayat, A.P., S.Sos., M.SP, yang turut hadir, menekankan pentingnya silaturahmi dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. “Peringatan Maulid ini bukan hanya mengenang kelahiran Nabi, tetapi bagaimana kita menanamkan perilaku hidup beliau dalam keseharian,” katanya.

Acara semakin khidmat dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Nazika Patra dan sari tilawah oleh Chairunisa Harahap. Getar suara keduanya mengantarkan jamaah pada suasana batin penuh haru dan cinta kepada Al-Qur’an.

Puncak acara ditandai dengan tausiyah Al Ustadz Drs. H. Abidin Azhar Lubis. Dalam ceramahnya, beliau menegaskan bahwa peringatan Maulid adalah bagian dari dakwah dan pengingat umat agar tak jauh dari cahaya Rasulullah. “Nabi Muhammad adalah Rahmatan lil Alamin, rahmat bagi seluruh alam. Mari kita jadikan diri kita minimal sebagai rahmat bagi lingkungan dan keluarga,” pesannya.

Ustadz Abidin juga mengingatkan tentang bahaya kufur. “Jangan bilang umat Muhammad kalau kita menutup diri dari Allah. Jangan lebih takut kepada makhluk daripada kepada Allah. Seorang Muslim harus tegas menghadapi kekufuran,” ujarnya tegas.

Lebih jauh, ia mengurai tanda-tanda umat Nabi: membenci kekufuran, saling menghargai, saling menyayangi, serta beribadah dengan penuh ketulusan. “Umat Islam harus tampil sebagai yang terdepan, terbaik, dan berkarakter seperti Nabi Muhammad SAW,” imbaunya di hadapan jamaah.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini bukan sekadar seremonial, melainkan refleksi mendalam: bagaimana cahaya kelahiran Nabi terus menerangi perjalanan umat di era modern. Dari Bagasta Café, pesan cinta Rasulullah kembali diperdengarkan—mengalir ke hati, menguatkan iman, dan menyalakan bara ukhuwah.(ys)

Facebook Comments Box