Gen Hijau di CFD Stabat: Biaya Kebersihan Dipungut, Sampah Tetap Berserak

Daerah, Kesehatan167 Dilihat

Langkat – Persoalan sampah lokasi car free day (CFD) di Alun-alun T Amir Hamzah Stabat tak pernah usai. Tiap kali komunitas Gen Hijau beraksi, sampah-sampah dari pedagang selalu mendominasi. Minggu ini, (21/9/2025) limbah dari aktivitas manusia di sana terkumpul sedikitnya 40 kantong plastik berukuran besar.

“Sebahagian besar sampah yang kami pungut, dari sisa aktivitas pedangang di lokasi CFD. Kulit jagung, kulit kacang rebus, dan pembungkus makanan menumpuk di dekar kursi-kursi taman,” ketus Al Fazar, Kordinator Gen Hijau usai giat bersih-bersih di sana.

Begitupun, hal tersebut tidak menyurutkan niat komunitas pemuda yang peduli dengan lingkungan sehat ini, untuk terus bergelut dengan sampah. Mereka tetap konsisten memungut limbah yang berserakan di sana tiap minggunya.

Komunitas Gen Hijau memungut sampah di lokasi CFD di seputaran Alun-alun T Amir Hamzah Stabat.

Ironisnya, persoalan sampah dari para pedagang sudah pun dipungut biaya oleh dinas terkait. Namun styrofoam box, mika, bambu tusuk bakso dan kantong plastik dari aktivitas pedagang tetap berserak tanpa ada penanganan serius.

“Duit kebersihan dipungut, sampahnya dibiarkan berserak. Informasi dari pedagang, mereka dibebani biaya sampah Rp3.000 oleh petugas dari dinas lingkungan hidup (DLH) per harinya. Bahkan ada yang sampai 2 kali bayar,” beber Fazar.

Selalu Dipungut Iuran

Semestinya, tegas Fazar, keasrian even CFD di seputaran Alun-alun T Amir Hamzah merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih, ruang terbuka publik ini kerap dijadikan tempat bersantai dan berolah raga oleh masyarakat sekitar.

Jika lingkungan bersih dan asri, tentunya akan selaras dengan aktivitas masyarakat di even CFD. Dimana, berolahraga dan bersantai di ruang terbuka publik tentunya membutuhkan lingkungan sehat yang bebas dari sampah.

Komunitas Gen Hijau memungut sampah di lokasi CFD di seputaran Alun-alun T Amir Hamzah Stabat.

Sementara, salah seorang pedagang di seputaran Alon-alun T Amir Hamzah Stabat mengeluhkan hal terebut. Mereka tetap dipungut biaya kebersihan dari DLH. Petugasnya tak pernah libur memungut iuran.

“Tiap hari dipungut uang kebersihan. Sampah yang kami kumpulkan di dekat lapak dagangan kami, ntah kapan-kapan baru dipungut. Kadang sampe 2 hari numpuk. Risih juga sih di lokasi dagangan ada sampah. Pembeli tentunya jadi gak nyaman kan,” ketus Alim, salah seorang pedagang di sana.

Bella, salah sorang pengunjung CFD di Stabat sangat menyayangkan kondisi ini. Sampah sisa makanan yang berserakan sangat mengganggu kenyamanan.

“Ini persoalan yang semestinya diprioritaskan. Sampah kan jelas identik dengan nuansa kumuh dan terkesan tidak sehat. Pihak terkait diharapkan segera mengatasi masalah sampah ini. Suapya warga nyaman beraktivitas di areal CFD,” ketus Bella bersama temannya. (Ahmad)

Facebook Comments Box